“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya.(Al
Baqarah : 287)
Begitu kiranya apa yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur'an. Hal ini
membuktikan kepada kita, seberapa besar dan kompleksnya permasalahan negeri
ini, suatu saat kita akan mampu menyelesaikannya, tentunya dengan optimisme
yang kuat bahwa kita pasti bisa menyelesaikan segala macam permasalahan yang
terjadi di negeri ini, seperti dalam sebuah hadits Qudsi.
“Aku sesuai dengan
persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
Seperti
kita ketahui bersama, permasalahan Negeri ini memang tidak bisa dipandang
sebelah mata. Hampir bisa dipastikan dalam setiap sendi kehidupan di Negeri ini
selalu diliputi permasalahan, baik
yang bersifat internal maupun eksternal bangsa masih terus hinggap dan bahkan
terlihat jelas menghampiri dan selalu bergumul dengan kehidupan kita.
Permasalahan korupsi pejabat yang semakin
membuat miris hati, ketidakpercayaan kepada penegak hukum, permasalahan politik
bahkan terorisme.
Dampak yang jelas dari banyaknya permasalahan Negeri yang terlalu kompleks adalah
melemahnya rasa kecintaan (nasionalisme) kita kepada bangsa ini sendiri.
Sehingga ada beberapa orang sampai ”tega” memberikan julukan kepada Negeri kita
sendiri sebagai ”negeri para bedebah”, ”negeri koruptor”, ”negeri sarang terorisme”, ”negeri anarkis”, dan lain sebagainya. Sungguh sangat miris sekali.
Di
tengah-tengah derasnya permasalahan sosial, politik, agama, budaya hingga
pertahanan dan keamanan. Ternyata Negeri ini mamsih memiliki oase pembangkit nasionalisme dan
pengharapan untuk lebih meningkatkan loyalitas dan kecintaan kita kepada Negera
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Masih ingatkah dengan kejadian terbaliknya gambar bendera Indonesia di buku
panduan SEA Games 2017 yang dicetak oleh Malaysia? Pesta olahraga akbar
yang seharusnya mempererat hubungan negara-negara se-Asia Tenggara ini justru
membuat Indonesia dan Malaysia tampak berada di ambang perang. Ya paling tidak
jika melihat cuitan, postingan, dan sentimen yang berseliweran
di media sosial. Dari tagar #ShameOnYouMalaysia, komentar permintaan maaf saja tidak
cukup, sampai ajakan untuk benar-benar mengganyang Malaysia, memenuhi timeline di
Indonesia.
Media sosial kali ini sangat berperan dalam
menyebarkan berita ini, siapapun yang membaca dan menerima berita bernada
merendahkan Indonesia, pasti dalam benaknya ia akan meradang. Namun akhirnya
semua selesai setelah ada pertemuan bilateral antar kedua negara, permintaan
maafpun juga sudah disampaikan secara resmi.
Beberapa waktu sebelumnya juga banyak budaya kita yang telah di klaim
hak patennya oleh negara tetangga, kejadian itu juga kembali menyulut
Nasionalisme kita, pertanyaannya adalah Apakah Jiwa Nasionalisme Kita Muncul hanya
saat aset kita diklaim negara lain ? ataukah disaat hastag #saveindonesia
menjadi trending ? lalu, jika tidak ada permasalahan, lalu kemana nasionalisme
kita ?
Pertanyaan yang harus benar-benar dijawab
oleh kita masing-masing, sebagai generasi penerus bangsa tentunya kitalah yang
akan menjaga negara ini dari krisis nasionalisme. untuk lebih mengenal
Indonesia, layaknya kita harus mengenal dulu 4 Pilar MPR yang menjadi landasan
kita dalam berbangsa. 4 Pilar MPR yang dimaksud adalah :
1. PANCASILA sebagai Dasar dan Ideologi
Negara
2. UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara
3. NKRI sebagai bentuk Negara
4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan
Negara
4 Pilar inilah yang selalu di dengungkan oleh
pemangku negeri ini, agar rakyatnya selalu dalam koridor yang benar, seperti
yang dilakukan oleh MPR RI di momen hari Pahlawan dengan menggandeng para
netizen Surabaya yang notabenenya banyak dari kalangan pemuda bertajuk acara
#NgobrolBarengMPR yang menghadirkan Bapak Adriyanto (Kepala Bagian Pengolahan
Data dan Sistem Informasi Sekjend MPR RI) dan Bapak Ma'ruf Cahyono (Sekjend MPR
RI).
Dengan perkembangan informasi dan era
digital, diharapkan para pemuda menjadi pelopor nasionalisme, sehingga kecintaan
terhadap negara ini akan terus lestari.
"Pemuda harus bertahan dengan
Ke-Indonesiaanya, namun tetap punya daya saing, Pemudalah yang harus memegang
teguh dan terus mengawal Pancasila, pemudalah yang akan meneruskannya kepada
generasi keturunannya, karena Pancasila & UUD45 adalah pondasi Utama bangsa
ini." Ma'ruf Cahyono.
Masih lemahkah
nasionalisme kalian?!! Sebagai bagian
dari rakyat Republik Indonesia, sudah sepatutnya kita bangga, kita makin
mencintai Negeri ini dan Semoga kita bisa mengambil hikmah dari segala hal
ihwal yang terjadi pada Negeri ini, baik dari sudut permasalahan maupun
kreatifitas dan prestasi pembangkit loyalitas (nasionalisme).
Aminnn...Semoga Indonesia selalu rukun, aman, damai dan sejahtera...
BalasHapus