DEMI AKSES; Hingga Gubernur pun dijabani

BY kangerik_ingsun No comments

Tidak mudah memang menggapai sebuah cita-cita, butuh proses rumit dan perjuangan yang amat panjang, hal inilah yang saat ini dirasakan oleh para aktivis UNSURI, banyak hal yang harus mereka selesaikan terkait dengan kepentingan mahasiswa dan civitas akademika. Tak terlewatkan pula permasalahan akses jalan masuk kampus di sebelah utara rektorat.

Lebih dari sepuluh tahun permasalahan tersebut tak kunjung menemui titik temu, berbagai cara telah ditempuh mulai dari audiensi dengan pihak terkait setaraf taraf bupati dan walikota hingga aksi penjebolan tembok pembatas namun lagi-lagi tidak menghasilkan apapun. Tidak patah semangat, pengurus BEM Universitas dan sejumlah aktivis UNSURI terus berikhtiar dan berdoa demi sebuah perjuangan.

Pada tanggal 25-29 September 2011 di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dihelat kegiatan pra temu dan lokakarya nasional BEM Nusantara (BEMNUS), dalam kegiatan tersebut banyak di bicarakan isu-isu lokal maupun nasional yang sedang bergulir. UNSURI yang diwakili oleh saudara Anwari dan Krisna pun tak lupa membawa permasalahan terkait akses jalan untuk dibahas dalam acara tersebut.
I’tikad itupun berbuah pertemuan dengan Bapak Sukarwo (Gubernur Jatim), delegasi BEM UNSURI mencoba berbincang secara pribadi dengan beliau, mempresentasikan dan bersama mencari solusi penyelesaian sengketa akses jalan. Setelah bercerita panjang lebar, Pakde Karwo (sapaan Gubernur. red) kemudian memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dan berbincang lebih detail di gedung negara Grahadi Surabaya pada tanggal 5 Oktober 2011.
Pertemuan tersebut berujung pada saran Pakde Karwo untuk mempersiapkan solusi yang akan ditawarkan oleh pihak Rektor dan Mahasiswa untuk kemudian dipresentasikan dipertemuan selanjutnya pada tanggal 10 Oktober 2011.
Audiensi ketiga di gedung Negara Grahadi dihadiri oleh Drs.Ec. Rosadiro Cahyono (Rektor), Pak Anis (Wakil Rektor), Prof. Herman (Guru Besar Managemen Pelabuhan) Anwari (Prema) Erik (Wapresma) serta aktivis UNSURI antara lain Kamal Boy, Krisna, Puji, Faisol, dan Ade Slamet.

Dalam pertemuan tersebut diajukan beberapa alternatif solusi terkait penyelesaian akses jalan, solusi itu antara lain :
1.    Pembebasan lahan ruko Hendrik Oong (alm)
2.    Pembebasan lahan 6 hektar
3.    Pemakain jalan sebelah utara PT. Dirgahayu

Setelah menjelaskan kondisi lapangan dan gambar yang telah disiapkan, Pak De memberikan arahan dan analisis atas ketiga tawaran yang diajukan. Tawaran pertama dan tidak memungkinkan karena terkait dengan dana yang tidak sedikit, alternatif ketigalah yang kemudian masih memungkinkan, yakni memanfaatkan aliran sungai yang diatasnya dibangun akses jalan, Pak De pun langsung memberikan instruksi kepada Bpk. Kepala Dinas Pengairan untuk terjun kelapangan guna memetakan dan pengumpulan data pelengkap untuk kemudian dimasukkan dalam agenda rapat APBD Jawa Timur tahun 2012  yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2011.
Dalam rapat perencanaan APBD nantinya akan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, juga elemen mahasiswa guna menetapkan APBD tahun 2012, tak lupa Pak De  mengundang secara khusus kepada pengurus BEM UNSURI untuk turut hadir dalam rapat tersebut.
Dari hasil audiesni tersebut sudah terlihat titik terang penyelesaian permasalahan  akses jalan UNSURI, mahasiswa diminta untuk terus mengawal proses pelaksanaan hingga selesai. Tak hanya itu, Pak De juga sempat menawarkan akan membangun gedung sebagai tempat bermukim mahasiswa jika UNSURI mempunyai lahan kosong dan kepemilikannya diserahkan kepada UNSURI secara penuh bukan pemerintah.
Sekali lagi perlu diketahui bersama bahwa sebuah perjuangan yang dibarengi dengan do’a tidak akan sia-sia, kegigihan para aktivis UNSURI patut diapresiasi, mereka tidak membutuhkan penghargaan namun do’a yang selalu dipanjatkan demi menjunjung tinggi nama baik UNSURI dikancah regional maupun nasional, bahkan mungkin pada tingkatan internasional,
Terus berjuang dan hidup mahasiswa.....!!!

0 komentar:

Posting Komentar