Tahu gak biasanya sehari dikantor itu cepet banget, tapi entah hari itu nunggu jam pulang kerja pukul 4 serasa lama, mungkin dah gak sabar pengen menikmati keindahan pasir putih PAPUMA & air lautnya yang biru serta view yang eksotis, kata orang2 sih seperti penggalan surga. tiap kali ngerjakan tugas depan komputer gue gak lepas buat ngiliirik jam didekstop pojok bawah sambil bergumam dalam hati "suwene jam 4, ndang muleh ndang budal".
Jam 1 lewat, lihat lagi oh masih jam 3, ngintip lagi wah...jam 3.45 bentar lagi pulang hore.....sambil nunggu pesen bakso dulu ah.....lihat jam dihape menunjukkan jam 4 kurang 2 menit, berhitung pun dimulai dan akhirnya jarum jam menunjukkan pukul 4 tet, tanpa pikir panjang gue langsung ambil kunci motor & langsung tancap gas werrrrr....Hape bunyi tanda ada sms masuk, pas gue buka eh...emprit yang sms, ternyata dia sudah nyampe diparkiran sendirian pula, padahal berngkatnya jam 5 malah jam 4 dah dikampus (mau nyapu2 kampus dulu kali ya, saking cintanya ma kampus hehehe....) tak lama epret ma nurilpun dateng. Sambil nuggu aphip ma alwi yang lagi ambil mobil dateng, qt nyantai dulu di kosan.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 lebih tapi mobilnya belum nongol (mungkin masih prepare ikan yang mo dibakar kali) gak papalah maklum jam karet, ditunggu aja bentar lagi juga dateng, tapi sampe maghrib malah ga muncul2 pas di hubungi ternyata kena macet (maklum lah, surabaya gt lho, palagi hari sabtu) yah qt sholat manghrib dulu.
Gak lama mobilnya nongol, qt langsung meluncur ke gedongan buat jemput dean yang sudah menuggu dan fara yang baru dateng dari bandara juanda, setelah itu langsung menuju sidokare jemput ocret skalian sholat isya' ma baca yaasin bersama memperingati nisfu sya'ban (meski ndablek tapi tetep eling pengeran pek), setelah selesai & masukin semua keperluan kedalam mobil, pukul 20.00 qt pun berangkat menuju kota jember lewat porong, alhamdulillah lancar & gak macet.....Qt Mampir dulu ke Ngalah ambil tenda yang sudah di siapin pak wapres hehehehee.....sebenernya lewat peritgaan gempol-pasuruan lebih cepet berhubung ambil tenda dulu akhirnya qt lewat pertigaan Purwosari. sempet kesasar & salah jalan di pasuruan kota karena sang navigator (ocret) tidak terbiasa lewat jalan pertigaan kebonagung, biasanya lewat terminal pasuruan saat itu pukul 22.00....qt pun putar balik, patokannya kalo dari pasuruan kearah probolinggo temen2 lewat jalur kanan melewati Universitas Merdeka Pasuruan, dari situ lurus aja ngikuti jalan. Perjalananpun lancar, dipasuruan kearah probolinggo mobil qt agak pelan karena terjadi sedikit kemacetan, tapi gak lama. dari pasuruan trus menuju probolinggo sampai lumajang lancar, diperbatasan lumajang jember qt istirahat sebentar di SPBU sambil makan cilox, karena perjalanan qt menuju Papuma masih panjang.
Setelah badan agak seger perjalananpun dilanjutkan menuju kota ambulu jember karena patokan utamanya menuju Pantai Watu Ulo dan Papuma dari situ, pukul 00.45 qt sampai disana tapi qt masih belum tahu jalur utama ke Papuma, qt berhenti sebentar untuk tanya kepada warga sekitar, akhirnya qt mendapat petunjuk. qt diarahkan belok kanan di pertigaan/ lampu merah pertama setelah terminal ambulu, dari situ lurus aja sekitar 30km, buat temen2 yang mo kesana dari situ kalian akan menemui permempatan lagi tapi jangan belok kanan/ kiri tapi terus lurus aja sekitar 14 km akan nyampe ke tujuan.
15 menit kemudian qt menemukan sebuah papan yang menunjukkan arah ke pantai papuma, namun sayang jalan tersebut ditutup meningat waktu itu sudah larut malam, setelah qt tanyakan kebapak-bapak yang lagi begadang di warkop ternyata selain medan yang terjal, akses melalui pintu tersebut sangat rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebenarnya jalan itu akses by pass langsung menuju kepapuma.
Akhirnya mau tidak mau qt harus lewat pintu masuk pantai watu ulo untuk
kesana, dan qt harus membeli tiket dobel, kerena memang dua pantai tersebut masih berada dalam satu kawasan. diloket pintu masuk watu ulo qt dikenakan Rp.5000/orang (tidak termasuk sopir), 1km kemudian masuk pintu masuk papuma, disitu qt dikenakan htm sebesar Rp. 7000/orang. kalau misalkan dijalur pertama tadi masih dibuka qt hanya masuk disatu loket saja, tapi gak papalah demi sebuah keindahan apa sih yang gak hehehehe...
Setelah melewati pintu masuk, oleh penjaganya qt sempat ditanya mau ke hotel atau langsung kepantai? -emangnya mau ngapain kehotel-, karena qt bawa tenda yah qt bilang saja langsung menuju kepantai, kemudian oleh penjaga qt disarankan muter-muter dulu cari tempat yang pas. dari beberapa titik yang qt amati akhirnya qt putuskan untuk mendirikan tenda di pepohonan berhadapan dengan hamparan pasir putih sehingga ketika pagi datang qt berharap bisa menikmati view sunrise yang eksotis.
Puas sejenak menikmati udara malam yang berhembus sepoi -sepoi dengan hawanya yang gak terlalu dingin, semua perlengkapanpun diturunkan dari mobil qt pun mulai bagi-bagi job, yang cowok-cowok mendirikan tenda sedang yang cewek mempersiapkan stand buat berpanggang ria. setelah selesai prepare.....show pun dimulai, satu persatu ikan dibakar ada ayam, cumi-cumi, lobster and the other.
Keceriaan kala itu mampu menghilangkan rasa lelah perjalanan selama lebih dari 5 jam, ditemani padang bulan yang bersinar terang dan langit malam yang cerah woww mantabs....gue jadi teringat lagunya doel sumbang
"Kelap-kelip di tengah-tengah laut Lampu perahu nelayan Sembilan ribu bintang Sempurna bentuk bulan perhiasan malam"
to be continued.......
15 menit kemudian qt menemukan sebuah papan yang menunjukkan arah ke pantai papuma, namun sayang jalan tersebut ditutup meningat waktu itu sudah larut malam, setelah qt tanyakan kebapak-bapak yang lagi begadang di warkop ternyata selain medan yang terjal, akses melalui pintu tersebut sangat rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebenarnya jalan itu akses by pass langsung menuju kepapuma.
Akhirnya mau tidak mau qt harus lewat pintu masuk pantai watu ulo untuk
kesana, dan qt harus membeli tiket dobel, kerena memang dua pantai tersebut masih berada dalam satu kawasan. diloket pintu masuk watu ulo qt dikenakan Rp.5000/orang (tidak termasuk sopir), 1km kemudian masuk pintu masuk papuma, disitu qt dikenakan htm sebesar Rp. 7000/orang. kalau misalkan dijalur pertama tadi masih dibuka qt hanya masuk disatu loket saja, tapi gak papalah demi sebuah keindahan apa sih yang gak hehehehe...
Setelah melewati pintu masuk, oleh penjaganya qt sempat ditanya mau ke hotel atau langsung kepantai? -emangnya mau ngapain kehotel-, karena qt bawa tenda yah qt bilang saja langsung menuju kepantai, kemudian oleh penjaga qt disarankan muter-muter dulu cari tempat yang pas. dari beberapa titik yang qt amati akhirnya qt putuskan untuk mendirikan tenda di pepohonan berhadapan dengan hamparan pasir putih sehingga ketika pagi datang qt berharap bisa menikmati view sunrise yang eksotis.
Puas sejenak menikmati udara malam yang berhembus sepoi -sepoi dengan hawanya yang gak terlalu dingin, semua perlengkapanpun diturunkan dari mobil qt pun mulai bagi-bagi job, yang cowok-cowok mendirikan tenda sedang yang cewek mempersiapkan stand buat berpanggang ria. setelah selesai prepare.....show pun dimulai, satu persatu ikan dibakar ada ayam, cumi-cumi, lobster and the other.
Keceriaan kala itu mampu menghilangkan rasa lelah perjalanan selama lebih dari 5 jam, ditemani padang bulan yang bersinar terang dan langit malam yang cerah woww mantabs....gue jadi teringat lagunya doel sumbang
"Kelap-kelip di tengah-tengah laut Lampu perahu nelayan Sembilan ribu bintang Sempurna bentuk bulan perhiasan malam"
to be continued.......
0 komentar:
Posting Komentar